Penipuan di Medsos Meningkat Kebanyakan Berkedok Akun Resmi

 


Ada banyak penipuan di medsos yang berkedok akun resmi. Kebanyakan masyarakat tidak menyadari hal ini. Biasanya, kebanyakan hanya menganggap penipuan di medsos berupa pembajakan akun. Padahal, pembajakan akun bukan satu-satunya hal buruk yang mungkin terjadi. Masih banyak hal lain dengan efek lebih buruk.

Baru-Baru ini pendiri dari Drone Emprit yaitu Ismail membuat kicauan menarik soal penipuan melalui sosial media. Ia menjabarkan analisis yang dilakukan Drone

Emprit terkait penipuan tersebut. Pada analisis ini, terdapat beberapa kata kunci yang ia jadikan sebagai fokus utama. Kata kunci tersebut seperti Halo BCA dan Live Chat.

Sudah bukan rahasia lagi jika banyak masyarakat melakukan mention ke akun resmi melalui sosial media dengan menggunakan kata kunci tersebut. ketika melakukan mention tersebut, pelaku akan langsung menargetkan nasabah tersebut. Biasanya, para korban merupakan nasabah bank besar seperti BNI, BRI, dan Mandiri.

Terdapat Program Otomatis untuk Penipuan

Ismail menjelaskan, pelaku penipuan di medsos tidak melakukan aksinya secara manual. Terdapat program otomatis yang membuat setiap mention akan terdeteksi.

Program ini sendiri berupa bot khusus. Target utama dari bot ini adalah kepanikan nasabah dalam urusan transaksi. Cara kerja bot ini juga luar biasa.

Ketika bekerja, bot tersebut akan memonitor semua percakapan. Tentu percakapannya sendiri harus memiliki kata kunci tersebut. Skema ini membuat semua kemungkinan aksi bisa dilihat oleh pelaku tersebut.

Jumlah akun yang melakukan penipuan sendiri sangat banyak. Ismail meneruskan, ada 331 akun twitter yang mengatasnamakan BCA dalam dua bulan terakhir.

Baca juga:   Syarat dan Ketentuan Membuka Pertashop dengan Modal Rp. 80 Juta

Tentu, perbedaan akun tersebut dengan yang asli hanya dari ID. Sisanya sama persis mulai dari logo hingga tampilan. Akun penipu ini sendiri melakukan berbagai cara untuk menjalankan aksinya.

Bahkan, mereka rutin mengirimkan pesan kepada calon korban. Jika melihat pada statistik, penipuan mengatasnamakan BNI lebih besar lagi.

Ismail mendapatkan 331 akun bca palsu dalam dua bulan. Ketika melakukan pengecekan terhadap penipuan di medsos pada BNI, akun penipu mencapai 113 hanya dalam satu minggu. Jumlah tersebut tentu membuat kemungkinan terjadinya penipuan menjadi lebih besar.

Namun ketika dilihat dari tren, kebanyakan teknis penipuannya sangat mirip. Semuanya mengatasnamakan costumer care resmi dari bank. Mereka juga berdalih, wajar jika costumer care tidak terdeteksi resmi oleh sosial media.

Terdapat bukti nyata yang memberitahukan bahwa penipu itu membuat program otomatis. Itu karena hampir 66 persen mention ke BNI akan dibalas oleh para penipu.

Jumlah Penipu Sendiri Sangat Banyak

Sudah sangat jelas di atas bahwa penipu di sosial media sangat banyak. Banyaknya penipuan tersebut membuat perbandingan korban dengan pelaku menjadi timpang. Satu korban bisa ditargetkan oleh enam hingga delapan pelaku.

Dengan perbandingan tersebut, sangat wajar apabila banyak korban akhirnya sulit menghindari. Dalam melaksanakan aksis penipuan di medsos, sejumlah uang akan diminta untuk memperlancar keluhan yang diberikan.

Baca juga:   Pemerintah Salurkan Rp18 Triliun untuk Bansos, BLT hingga Bantuan Modal Usaha

Jumlah uangnya sendiri bervariasi. Beberapa orang kehilangan uang mulai dari 2 juta hingga 16 juta rupiah. Dalam kebanyakan kasus, pengguna sosmed diperintahkan mengirimkan uang tersebut ke sebuah rekening.

Namun ada juga yang lebih ekstrim lagi. Biasanya pelaku semacam ini akan meminta korban untuk memberitahukan teknis melakukan log in ke mbanking.

Apabila ini diberitahukan, kerugian korban tentu lebih besar lagi. Itu karena, semua uang yang ada di rekening bisa saja diambil oleh pelaku.

Cara Supaya Tidak Mengalami Penipuan

Dalam kesempatan sama, Ismail juga menjabarkan tentang cara supaya tidak mengalami penipuan di medsos. Cara pertama adalah dengan tidak menggunakan mention di twitter sebagai media pengaduan. Itu karena, sulit membedakan akun asli dan akun bohongan.

Agar lebih mudah lagi, langsung saja hubungi call centernya. Setiap bank pasti memiliki call center untuk membantu nasabahnya. Call center tersebut tidak mungkin memberikan penipuan terhadap pelanggan.

Oleh sebab itu, memanfaatkannya merupakan pilihan terbaik. Sebenarnya, centang biru pada akun resmi bisa dijadikan patokan. Pastikan hanya percaya apabila akun resmi tersebut memiliki centang biru.

Jangan sampai melakukan kesalahan dengan asal dalam melakukan komplain. Sudah banyak orang yang asal melakukannya dan berakhir tertipu. Ini bisa jadi kerugian sangat besar. Terlebih lagi jika penipuan terjadi dalam dunia perbankan. Penipuan di medsos semacam ini bisa mencapai ratusan juta rupiah.

 

 

Originally posted 2021-07-05 16:00:32.